Bedasarkan informasi yang didapat dari observasi dan
wawancara dengan warga, mereka mengaku bahwa mereka sudah terbiasa dengan suara
kereta api yang berlalu lalang. Tidak hanya suara gemuruhnya saja yang mengganggu
pendengaran, getaran dari kereta saat melintas juga ikut menjalar ke sekitar
rel kereta dan membuat takut siapapun yang belum terbiasa dengan hal tersebut.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada sore hari, terlihat banyak sekali
warga dari anak-anak sampai orang tua yang beraktivitas di sekitar rel kereta
api.
Dari segi lingkungan, pemukiman padat ini termasuk pemukiman
yang kumuh karena terlihat saluran parit yang mampat serta terlihat banyaknya
sampah di sembarang tempat. Keadaan lingkungan seperti ini merupakan keadaan
lingkungan yang tidak sehat. Sanitasi yang tergganggu dan sempitnya jarak antar
rumah dapat mengganggu kesehatan warga terutama anak-anak yang masih dalam masa
pertumbuhan.
Kereta api merupakan alat transportasi yang menggunakan
bahan bakar diesel. Emisi dari kereta api juga membahayakan bagi kesehatan
warga dan lingkungan. Hasil pembakaran dalam ruang mesin akan menghasilkan
emisi gas antara lain CO2 yang akhir-akhir ini dikaitkan dengan salah satu
penyebab pemanasan global. Menurut Baku Emisi Kendaraan Bermotor versi
Peraturan Menteri Lingkungan Jepang yang diamandemen tahun 1996 menyebutkan
pembakaran untuk setiap satu liter minyak diesel akan menghasilkan CO2 sebanyak
2,7 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar